Pada sore hari di tahun caka 1933 (tahun 2011) kami dari Banjar Umadesa mengusung ogoh-ogoh dengan tema Pandung vs Rangda. Ogoh-ogoh Pandung vs Rangda ini telah dipersiapkan selama 1 bulan. Saya dengan anggota pemuda di Banjar
Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar mengambil tema Pandung vs Rangda
ini untuk mengambil karakter jahat dari tokoh ilmu hitam yakni Matah Gede yang berubah menjadi Rangda melawan Patih Keras (Pandung) yang membela kebenaran. Patih ini mempunyai kesaktian yang bisa merubah diri menjadi Barong Ket.
Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini, pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg). Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan topeng menggunakan kayu, hal ini dilakukan untuk mendapatkan karakter dan taksu dari ogoh-ogoh. Dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam). Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan, sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.
Pembiayaan
ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa
pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para
pemuda menjadi modal dan semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh
ini.