Pada sore hari di tahun caka 1930 (tahun 2008) diadakan Pengerupukan yang dimeriahkan dengan pengusungan ogoh-ogoh oleh warga keliling Banjar maupun Desa. Kami dari Banjar Umadesa ikut memeriahkan dengan mengusung ogoh-ogoh dengan tema Siat Kumbakarna. Ogoh-ogoh Siat Kumbakarna ini di buat selama 1 bulan. Saya dengan anggota pemuda di Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar membuat ogoh-ogoh Siat Kumbakarna ini untuk mengambil karakter Kumbakarna yang merupakan adik dari Raja Alengka yaitu Rahwana yang pemalas dan rakus. Sifat negatif inilah yang akan dikembalikan keasalnya di malam Pengerupukan dengan cara dibakar.
Proses
pengerjaan ogoh-ogoh ini, pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian
pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg).
Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan
menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan
topeng dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam).
Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan,
sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan
pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan
pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.
Pembiayaan
ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa
pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para
pemuda menjadi modal dan semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh
ini.
No comments:
Post a Comment