Pada Tawur Kesanga tahun caka 1929 (tahun 2007) saya dengan anggota pemuda di Banjar
Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar membuat ogoh-ogoh Rahwana Kroda. Tokoh ini merupakan perwujudan keserakahan dan sombong. Sifat negatif inilah yang akan dikembalikan
keasalnya di malam Pengerupukan.
Proses
pengerjaan ogoh-ogoh ini menghabiskan waktu kurang lebih 4 minggu.
Pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian
pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg).
Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan
menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan
topeng dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam).
Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan,
sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan
pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan
pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.
Pembiayaan
ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa
pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para
pemuda menjadi modal dan semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh
ini.
No comments:
Post a Comment