Sunday, July 6, 2014

DEWI KALI CANDHA (Dewi Kali Geram/Marah)


Tema Ogoh-Ogoh Caka 1936 / Tahun 2014 yang dipakai oleh ST. Bayu Kumara, Br. Umadesa, Peguyangan Kaja, Denpasar Barat adalah Dewi Kali Candha. Dewi Kali adalah salah satu dewi  dalam agama Hindu, dikenal juga sebagai dewi Durga atau Chandi (yang maha buas). Dewi Kali selalu diasosiasikan sebagai penyebar penyakit, kematian dan kerusakan. Disebut pula dengan nama Pravati sebagai permaisuri Mahadewa Shiwa.

Dewi Kali juga dipuja sebagai mahadewi yang memberikan kekuatan khususnya bagi kalangan yang menganut aliran Pengeleakan/Desti dalam melakukan pemujaannya terhadapnya para pemuja Kali akan melakukan sebuah persembahan tertentu.

Secara etymology Kali adalah bentuk feminim dari kata Kala yang berarti waktu atau terkadang berarti pula sebagai “yang hitam” dalam pengertian ini dewi Kali dianggap pula sebagai “ibu dari waktu”.




Dalam ogoh-ogoh ini diilustrasikan bahwa Dewi Kali sedang geram/marah dengan mengendarai kereta emas sebagai simbul kekuasaannya yang ditarik oleh seekor harimau jantan yang terlihat sangat buas.


Dewi Kali dalam perjalanan untuk mencari mangsa dengan wajah yang menakutkan dan penuh amarah serta haus darah. Dengan lidah menjulur keluar sebagai simbol bahwa tiada hari tanpa kematian, kematian selalu lapar, setiap saat menebar rasa takut dan maut.

Monday, January 20, 2014

ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif




Pemberian ASI (Air Susu Ibu) saat ini masih kurang populer dimasyarakat. Dari pengamatan dilingkungan tempat tinggal saya masih sangat rendah pemahaman ibu-ibu maupun calon ibu mengenai manfaat dari pemberian ASI secara eksklusif. Padahal sudah sangat jelas ASI lebih baik dan sehat dibandingkan susu formula yang beredar di pasaran. Pemberian ASI secara eksklusif penting dilakukan, mengingat manfaat yang akan diperoleh si bayi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) hal ini untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi secara optimal. Pemerintah sudah memberikan perhatian mengenai hal ini dengan dikeluarkannya PP Nomor 33 Tahun 2012 mengenai pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini dilakukan agar generasi mendatang menjadi anak yang kuat dan cerdas, bukan menjadi anak sapi.

Kesadaran dan kemauan saja tidak cukup bagi ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif. Berikut persyaratan yang harus dipenuhi agar keinginan untuk menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi, yaitu :

  • Hanya memberikan ASI saja sampai enam bulan.
  • Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir.
  • Tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada bayi yang baru lahir.
  • Menyusui sesuai kebutuhan bayi.
  • Berikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari pertama yang mempunyai nilai gizi tinggi).
  • Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup.
Selain untuk bayi, manfaat pemberian ASI secara eksklusif juga berguna untuk kesehatan ibunya karena terhindar dari ancaman kanker ovarium dan payudara.

Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan supaya pemberian ASI secara eksklusif sukses. Karena, seringkali kegagalan pemberian ASI eksklusif justru datang dari keluarga. Seperti rasa kuatir kalau si bayi masih kelaparan jika hanya diberi ASI. Kemudian tempat kerja sangat mungkin juga menjadi pengganggu kelancaran proses pemberian ASI eksklusif. Karena ketidaktersediaan tempat untuk memerah air susu atau terbatasi waktu kerja. Dan yang paling penting adalah dukungan dari suami, karena biasanya suami takut istri tidak montok lagi.
  
Untuk mengantsipasi faktor penghalang ini, maka diharapkan ada kesepakatan antara karyawan dengan pemilik perusahaan atau pengusaha. Tempat kerja diwajibkan memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI eksklusif kepada Bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Tempat atau sarana umum juga dihimbau untuk menyediakan fasilitas bagi ibu yang sedang menyusui.


Disamping itu ada juga cara untuk menyimpan ASI jika ibu tetap bekerja. ASI dapat diperah lalu disimpan. ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperah dengan menggunakan pompa ASI elektrik atau manual, kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Sebaiknya pilih pompa ASI elektrik, karena akan mempermudah Ibu untuk memerah dan tidak gampang capek. 




ASI dapat disimpan di lemari pendingin, tentu saja sebelumnya ditempatkan didalam botol kaca atau kantong ASI (plastik) yang bisa dibeli di apotik. Berikan label tanggal dan jam berapa ASI dimasukkan. Hal ini untuk menentukan ASI yang terlebih dahulu diperah yang diberikan kepada bayi. Jika hanya ditaruh pada suhu ruangan biasa, ASI dapat bertahan selama 8 jam. Di dalam lemari pendingin (dengan suhu empat derajat), ASI dapat bertahan selama 2x24 jam. Jika di dalam freezer (dengan suhu minus lima belas derajat), jika freezer tidak terpisah dari lemari pendingi dan sering dibuka maka ASI tahan 3-4 bulan. Namun jika freezer terpisah dari kulkas, maka ASI dapat bertahan selama 6 bulan.



Untuk penyajiannya, rendam ASI dalam air hangat, setelah cair dan hangat kemudian diberikan kepada bayi anda. ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dimasukkan ke lemari pendingin atau disimpan kembali. Untuk menghindari ASI terbuang, sebaiknya siapkan tempat ASI untuk sekali penyajian. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, semoga tulisan sederhana ini menjadi inspirasi bagi ibu-ibu atau calon ibu untuk lebih bangga memberikan ASI daripada susu formula.




Monday, June 4, 2012

Ogoh-ogoh Jogor Manik

Di tahun caka 1934 (tahun 2012) ini kami dari Banjar Umadesa mengusung ogoh-ogoh dengan tema Jogor Manik. Ogoh-ogoh Jogor Manik ini telah dipersiapkan selama 1 bulan. Saya dengan anggota pemuda di Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar mengambil tema Jogor Manik karena tokoh ini merupakan salah satu penjaga pintu Neraka yang berpasangan dengan Sang Suratma. Jogor Manik adalah raksasa pembantai atau eksekutor daripada atma-atma yang dinyatakan bersalah sesuai dengan perbuatanya semasa hidup yang telah tercatat oleh Sang Suratma.
 
Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini, pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan pipa besi, kemudian pembentukan seluruh badan dan kepala menggunakan gabus (Styrofoam). Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan, sehingga mudah dibentuk. Kemudian setelah pembentukan selesai dilanjutkan dengan pelapisan menggunakan kertas dan kornis (bahan perekat gypsum). Setelah semua bagian tertutup dengan baik serta diamplas maka dilanjutkan dengan pengecatan dan arsiran dengan teknik air brush. Kemudian dilanjutkan pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.

Pembiayaan ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para pemuda menjadi modal dan  semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh ini.

Wednesday, May 30, 2012

Ogoh-ogoh Pandung vs Rangda

Pada sore hari di tahun caka 1933 (tahun 2011) kami dari Banjar Umadesa mengusung ogoh-ogoh dengan tema Pandung vs Rangda. Ogoh-ogoh Pandung vs Rangda ini telah dipersiapkan selama 1 bulan. Saya dengan anggota pemuda di Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar mengambil tema Pandung vs Rangda ini untuk mengambil karakter jahat dari tokoh ilmu hitam yakni Matah Gede yang berubah menjadi Rangda melawan Patih Keras (Pandung) yang membela kebenaran. Patih ini mempunyai kesaktian yang bisa merubah diri menjadi Barong Ket.


Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini, pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg). Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan topeng menggunakan kayu, hal ini dilakukan untuk mendapatkan karakter dan taksu dari ogoh-ogoh. Dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam). Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan, sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.
Pembiayaan ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para pemuda menjadi modal dan  semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh ini.

Ogoh-ogoh Calonarang

Pada sore hari di tahun caka 1932 (tahun 2010) kami dari Banjar Umadesa mengusung ogoh-ogoh dengan tema Calonarang. Ogoh-ogoh Calonarang ini telah dipersiapkan selama 1 bulan. Saya dengan anggota pemuda di Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar mengambil tema Calonarang ini untuk mengambil karakter jahat dari tokoh ilmu hitam yakni Matah Gede yang berubah menjadi Rangda dan muridnya Condong yang berubah juga menjadi Celuluk, mereka berdua dengan murid-muridnya menebar rasa takut dan penyakit yang menyengsarakan masyarakat di wilayah musuhnya. Sifat negatif inilah yang akan dikembalikan keasalnya di malam Pengerupukan dengan cara dibakar.

Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini, pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg). Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan topeng menggunakan kayu, hal ini dilakukan untuk mendapatkan karakter dan taksu dari ogoh-ogoh. Dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam). Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan, sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.

Pembiayaan ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para pemuda menjadi modal dan  semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh ini.

Ogoh-ogoh Siat Kumbakarna


Pada sore hari di tahun caka 1930 (tahun 2008) diadakan Pengerupukan yang dimeriahkan dengan pengusungan ogoh-ogoh oleh warga keliling Banjar maupun Desa. Kami dari Banjar Umadesa ikut memeriahkan dengan mengusung ogoh-ogoh dengan tema Siat Kumbakarna. Ogoh-ogoh Siat Kumbakarna ini di buat selama 1 bulan. Saya dengan anggota pemuda di Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar membuat ogoh-ogoh Siat Kumbakarna ini untuk mengambil karakter Kumbakarna yang merupakan adik dari Raja Alengka yaitu Rahwana yang pemalas dan rakus. Sifat negatif inilah yang akan dikembalikan keasalnya di malam Pengerupukan dengan cara dibakar.

Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini, pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg). Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan topeng dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam). Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan, sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.

Pembiayaan ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para pemuda menjadi modal dan  semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh ini.

Ogoh-ogoh Rahwana Kroda

Pada Tawur Kesanga tahun caka 1929 (tahun 2007) saya dengan anggota pemuda di Banjar Umadesa, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar membuat ogoh-ogoh Rahwana Kroda. Tokoh ini merupakan perwujudan keserakahan dan sombong. Sifat negatif inilah yang akan dikembalikan keasalnya di malam Pengerupukan.

Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini menghabiskan waktu kurang lebih 4 minggu. Pertama-tama dimulai dengan perancangan kerangka dengan kayu, kemudian pembentukan badan menggunakan anyaman bambu (bambu untuk bahan gedeg). Setelah anyaman bambu dirasa cukup rapat kemudian dilanjutkan dengan menempel dengan kertas bekas (koran, pembungkus semen, dll). Untuk bahan topeng dan telapak tangan dan kaki menggunakan gabus (Styrofoam). Bahan gabus dipilih karena sifatnya yang gampak dibentuk dan ringan, sehingga mudah dibentuk. Setelah semua terpasang maka dilanjutkan dengan pengecatan dan mewarnai detail-detail bentuknya. Kemudian dilanjutkan pemasangan rambut, kain dan asesoris-asesorisnya.

Pembiayaan ogoh-ogoh diperoleh dari sumbangan warga setempat serta dari beberapa pemilik usaha di wilayah kami. Rasa kebersamaan dan kreativitas para pemuda menjadi modal dan  semangat kerja dalam menciptakan ogoh-ogoh ini.